Beragam Sistem Manajemen K3
(SMK3) menempatkan komitmen pimpinan (leadership
commitment) sebagai bagian kritikal.
Peraturan Pemerintah No.50
tahun 2012 (PP 50/2012) tentang Penerapan SMK3 menyebutkan bahwa setiap tingkat
pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3. Bahkan elemen
pertama SMK3 khusus bicara mengenai pembangunan dan pemeliharaan komitmen.
ISO 45001:2018 juga menaruh kepemimpinan
di titik tengah siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) pada kerangka kerja standar
SMK3. Disebutkan bahwa pimpinan tertinggi harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmen terkait SMK3.
SUPREME (Sustainability
Pertamina Expectations For HSSE Management Excellence) juga menjabarkan
Kepemimpinan dalam proses bisnis dan ekspektasi pertama, dimana Organisasi
harus memastikan bahwa Pemimpin di semua tingkatan harus menunjukkan
kepemimpinan yang nyata, konsisten, kuat serta menjadi contoh dalam aspek HSSE.
Di tataran teknis lapangan, apa
sih bentuk real/kongkrit komitmen K3
pimpinan itu? Dan apakah komitmen K3 itu terlihat oleh pekerja ketika pemimpin
berkomunikasi sehari-hari?
Hampir semua orang sepakat
bahwa komunikasi non verbal lebih dominan dari pada komunikasi verbal. Dr
Albert Mehrabian bahkan membagi total peran komunikasi menjadi 7% pada isi perkataan,
38% nada suaranya, dan 55% bahasa tubuh.
Sehingga, para pemimpin tidak
bisa dengan mudah hanya berkata “saya berkomitmen”, tapi gesturnya tidak mendukung.
Diperlukan tambahan kecil gerakan atau aksi agar lebih terkesan meyakinkan.
Disamping beberapa persyaratan
yang dapat dicuplik dari referensi semisal PP 50/2012, ISO 45001, ILO OSH Guide
2001, SUPREME, dan yang lainnya, ada beberapa hal kecil yang dapat dilakukan
para pimpinan agar meyakinkan bawahan atau tim, mengenai komitmennya terhadap
K3.
Pertama, mulai rapat resmi dengan pesan keselamatan. Apresiasi kinerja K3,
harus disampaikan oleh pimpinan tertinggi. Hindari fokus pada kekurangan atau kecelakaan
kerja, angkat usaha atau kerja keras sebagian besar pihak. Jangan terpaku pada
porsi kecil kecelakaan, ada porsi besar kesuksesan keselamatan yang sehari-hari
dilakukan pekerja operasional.
Jikapun harus memberitakan
berita negatif (semisal kecelakaan), bungkus dalam bentuk komunikasi yang positif,
semisalnya fokus pada empati terhadap orang yang terdampak, langkah-langkah
yang akan diambil, dan banyaknya pelajaran yang bisa diraih dari kejadian
tersebut yang dapat membuat organisasi lebih kuat.
Kedua, tinjaulah laporan keselamatan. Balaslah email laporan, minimal
dengan ucapan terima kasih, dan bacalah secara teliti laporan tersebut sesekali
waktu (jika tidak dapat setiap kali),
kemudian berikanlah umpan balik yang konstruktif.
Ketiga, jika mengunjungi
lapangan, perhatikan beberapa hal berikut:
- Mintalah HSSE induction. Jangan menunggu apalagi sampai terlewatkan. Terkadang, masih ada rasa sungkan untuk memberikan HSSE induction kepada pimpinan tertinggi. Jangan ragu untuk meminta. Cari tahu operasi atau pekerjaan apa yang sedang berlangsung, apa bahaya yang bisa menyebabkan celaka, dan bagaimana tim kerja memitigasi risiko tersebut
- Jadilah teladan. Tanyakan kewajiban apa yang berlaku di lokasi. Meskipun sebagai pimpinan VIP yang bisa jadi memiliki privilege untuk mem by-pass peraturan tertentu. Janganlah dilakukan. Lebih baik anda membatalkan kunjungan meskipun sudah di lokasi karena menghormati peraturan tersebut, ketimbang melanjutkan kunjungan manajemen dengan pesan bawah sadar yang kontraproduktif
- Jangan bersikap sok tahu atau mengarahkan. Pekerja di lini ujung, telah melakukan pekerjaan tersebut lebih lama, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan (cara yang paling efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya), potensi celaka yang bisa terjadi, dan karena mereka juga tidak mau cedera, ada mitigasi yang mereka sudah lakukan. Tanyakan, diskusikan, bangun kesadaran K3 dengan menunjukkan bahwa anda peduli dan menghargai upaya-upaya yang telah mereka lakukan
- Dukung dan jadilah barrier removal. Tanyakan kendala keselamatan jika ada, kemudian arahkan agar dapat diselesaikan.
Keempat, hadiri rapat keselamatan tepat waktu. Berikan fokus perhatian penuh, jangan disambi sembari bekerja
dengan laptop atau membaca gawai pintar. Jangan hadir rapat kemudian pamit
undur di tengah jalan atau keluar masuk ruangan tanpa terlibat diskusi.
Tunjukkan komitmen anda dengan duduk penuh waktu, memberikan perhatian utuh,
bukan hanya sekedarnya saja. Karena gestur ini terlihat dan memberikan kesan
nyata.
Kelima, jangan takut untuk menghentikan produksi atau operation jika ada isu
keselamatan yang belum dipahami atau diselesaikan. Misalnya, ketika ada
insiden terjadi, stop seluruh operation lainnya untuk memastikan tim di
lapangan lain tidak akan mengalami kejadian serupa. Minta mereka memeriksa
ulang dan melaporkan kepada anda bahwa operasi mereka telah meyakinkan untuk
dilanjutkan secara selamat.
Ingat, ada kutipan yang
menyebutkan bahwa batas terendah yang anda (pimpinan) tunjukkan adalah batas
tertinggi yang akan dicapai oleh bawahan anda.
Sehingga, pastikan anda
memperhatikan detail kecil dan mempertimbangkan persepsi yang akan muncul dari
tindakan anda sebagai pimpinan.
---000---
Penyusun:
Syamsul Arifin
HSSE Pertamina Hulu Indonesia
Bacaan lebih lanjut:
Arifin, Syamsul. Menjadi
Organisasi Pembelajar: Belajar dari Kesuksesan Sehari-Hari. Pertamina
Energia Weekly, 10 Dec 2018
Arifin, Syamsul. Kiat
Mengoptimalkan Management Walkthrough. Pertamina
Energia Weekly, 11 Feb 2019
Referensi:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
International Organization for Standardization. BS ISO 45001:2018, Occupational health and safety management systems.
2018. UK
International Labour Organization. Guidelines
on occupational safety and health management systems, ILO-OSH Guide. 2001.
Swiss
Pertamina. 2018. SUPREME
(Sustainability Pertamina Expectations For HSSE Management Excellence)
Occupational Safety and Health Administration. Recommended Practices for Safety and Health Programs. 2016.USA
The New York Times. The Definitive
Book of Body Language. Diakses di https://www.nytimes.com/2006/09/24/books/chapters/0924-1st-peas.html
pada 2 Agustus 2019.
https://epaper.pertamina.com/energia/28-oktober-2019/flipbook/12/ |
https://epaper.pertamina.com/energia/4-november-2019/flipbook/12/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar