Sebelum penyakit Corona Virus Disease (COVID-19) oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) pertama kali muncul di Wuhan akhir Desember 2019, keluarga CoV lainnya yang pernah membuat pandemi adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
Perkembangan peradaban manusia –kepadatan kota besar, bangunan pemukiman bertingkat, rute jalur perdagangan internasional, dan meningkatnya kontak antar populasi/negara, hewan, dan ekosistem, telah meningkatkan peluang terjadinya pandemi.
70% penyakit infeksi yang muncul berasal dari dunia hewan. Dimulai dari pandemi AIDS tahun 1980-an, diikuti SARS, dan yang baru-baru ini Ebola serta flu burung di awal 2000-an. Sebagian besar wabah bisa dilacak dari pajanan hewan ke manusia.
Beberapa wabah bisa dicegah dengan perbaikan higiene dan inspeksi berkala pasar binatang liar. Namun beberapa wabah diselidiki ada kaitannya dengan gangguan keseimbangan ekologi atau perubahan lingkungan dimana bakteri/virus patogen tersebut berada secara normal.
Skenario terburuk (worst case scenario) penyebaran COVID-19 terjadi jika ada lonjakan kasus baru yang melampaui kapasitas penanganan fasilitas kesehatan. Bisa terjadi kekurangan peralatan medis dan juga infeksi terhadap pekerja medik yang pada gilirannya akan menurunkan kemampuan institusi dalam memberikan layanan kesehatan.
Seperti yang terjadi di Wuhan, dimana ada 1,000 pekerja medis tertular dengan setidaknya 15% menderita sakit parah dan harus mendapatkan perawatan intensif (ICU).
Untuk itu, ada kampanye “flattening the curve” (meratakan kurva) yang dilakukan untuk mencegah dan menunda penyebaran virus agar sebagian besar populasi tidak sakit dalam waktu yang bersamaan.
Beberapa langkah untuk membantu ‘meratakan kurva’ penyebaran COVID-19 adalah:
- Karantina
- Mempromosikan jarak sosial (social distancing)
- Mempromosikan bekerja dari rumah (work from home)
- Menutup sekolah dan institusi lainnya
- Membatasi jumlah orang yang berkerumum dalam satu acara, atau bahkan
- Melarang kegiatan keramaian/sosial.
Dengan langkah kesehatan masyarakat tersebut, diharapkan dapat meredam penyebaran penyakit dan memberikan waktu tambahan bagi para peneliti yang mengembangkan pengobatan atau yang benar-benar akan mengakhiri wabah ini: mampu memproduksi vaksin COVID-19.
Kerugian langsung akibat dibatalkannya konferensi di Amerika, menurut SXSW dan Electronic Entertainment Expo, sudah melebihi USD 1 milyar. Namun kesulitan ekonomi jangka pendek dan penurunan pendapatan itu tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan jika bisnis berjalan normal seperti biasa.
Pada simulasi dengan skenario karantina, social distancing yang longgar-moderate-dan meluas/extensive; dapat dilihat bahwa social distancing yang moderate memberikan hasil lebih baik dibandingkan karantina, dan social distancing yang meluas mampu memberikan hasil terbaik.
Keterangan: warna orange = penderita yang sakit, warna ungu = penderita yang sembuh.
Beberapa langkah pencegahan dan penanganan COVID-19 sesuai dengan panduan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) yaitu membuat rencana persiapan dan respon penyakit infeksi yang mencakup:
- Identifikasi dimana, bagaimana, dan sumber apa saja yang dapat memapar pekerja dengan SARS-CoV-2
- Faktor risiko di luar tempat kerja (di rumah dan masyarakat)
- Faktor individu pekerja (umur, riwayat penyakit kronis, kondisi imunitas tubuh, kehamilan)
- Pengendalian atas faktor risiko.
Secara umum, melindungi pekerja tergantung pada penekanan langkah dasar pencegahan infeksi. Semua penyelenggara pekerjaan harus menerapkan higiene dan pencegahan infeksi yang baik, semisal:
- Mempromosikan cuci tangan yang menyeluruh dan sering, termasuk menyediakan tempat cuci tangan. Jika sabun dan air mengalir tidak tersedia, sediakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol minimal 60%
- Mendorong pekerja yang sakit untuk tetap di rumah
- Mempromosikan etika kebersihan, semisal menutup mulut ketika batuk dan bersin
- Menyediakan tisu dan tempat sampah bagi pelanggan umum
- Menganalisis kemungkinan penerapan kebijakan fleksibel: tempat kerja (telecommuting) dan jam kerja (jadwal kerja bergiliran) untuk meningkatkan jarak fisik antar pekerja
- Melarang pekerja menggunakan telepon, meja, kantor, peralatan kerja pekerja lain
- Menjaga penatalaksanaan (housekeeping) yang rutin, termasuk pembersihan dan disinfeksi permukaan.
Sesuai hirarki pengendalian bahaya. Dalam pandemi COVID-19, ketika tidak memungkinkan menghilangkan bahaya, langkah pencegahan yang paling efektif (secara berurutan adalah): engineering controls, administrative controls/safe work practices, dan Personal Protective Equipments (PPE).
Engineering controls untuk SARS-CoV-2 bisa berupa:
- Pemasangan filter dengan efisiensi tinggi
- Peningkatan laju ventilasi tempat kerja
- Pemasangan barrier fisik, semisal pelindung bersin transparan pada makanan
- Pemasangan jendela drive-through untuk layanan konsumen
- Pemasangan ventilasi bertekanan negative pada beberapa tempat.
Beberapa contoh administrative controls/safe work practices untuk SARS-CoV-2 adalah:
- Mendorong pekerja yang sakit agar tetap di rumah
- Meminalisir kontak antar pekerja, klien, dan pelanggan, dengan mengganti rapat tatap muka menjadi virtual komunikasi dan penerapan telework (kerja dari rumah)
- Menambah atau mengganti hari pada jadwal kerja agar jumlah pekerja bisa menjadi minimal dalam satu waktu di satu lapangan
- Menghilangkan perjalanan yang tidak penting
- Membuat rencana komunikasi darurat, misalnya forum komunikasi daring/online untuk menjawab kecemasan pekerja
- Menyediakan pelatihan mengenai faktor risiko COVID-19 dan perilaku yang dapat melindungi (misalnya etika batuk dan perawatan APD –Alat Pelindung Diri)
- Melatih pekerja cara menggunakan, cara melepas pakaian pelindung yang benar
- Menyediakan sumber daya dan lingkungan kerja yang mendorong praktik higiene, misalnya penyediaan tisu, tempat sampah yang tidak perlu disentuh, cairan pembersih berbahan alkohol, dan disinfektan
- Pemasangan poster cuci tangan.
Untuk Personal Protective Equipments (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD), bisa berupa sarung tangan, goggles, face shields, face masks, dan pelindung pernafasan/respiratory protection.
Pelajaran dari kejadian (lesson learned) penanganan di Cina membuktikan bahwa pertumbuhan natural wabah bisa diubah. Umumnya, wabah seperti ini akan menunjukkan pertumbuhan yang eksponensial, sampai ke puncak, baru kemudian secara natural menurun jika semua orang yang rentan sudah terinfeksi. Namun hal itu tidak terjadi di Cina.
Penambahan kasus kejadian baru dalam rentang waktu (sesuai grafik epidemi) menjadi tidak sesuai text book lagi, karena telah dipotong dan dihentikan perkembangannya, sehingga tidak sampai mencapai puncak kejadian kasus sangat tinggi yang membebani layanan kesehatan.
Semoga kita semua bisa berpartisipasi dalam “flattening the curve” COVID-19.
---000---
Depok, 19 Maret 2020
Syamsul Arifin
#PertaminaEmployeeJournalism #BUMNAtasiCorona
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI. Tentang Novel Coronavirus (NCOV). 2020. Indonesia
- World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19) outbreak. 2020. Diakses di: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
- United Nation. China shows COVID-19 Coronavirus can be ‘stopped in its tracks’. 2020. Diakses di: https://news.un.org/en/story/2020/03/1059502
- Visual Capitalist. Healthcare: Visualizing the History of Pandemics. 2020. Diakses di: https://www.visualcapitalist.com/history-of-pandemics-deadliest/
- Visual Capitalist. Infection Trajectory: See Which Countries are Flattening Their COVID-19 Curve. 2020. Diakses di: https://www.visualcapitalist.com/infection-trajectory-flattening-the-covid19-curve/
- Time. How Our Modern World Creates Outbreaks Like Coronavirus. 2020. Diakses di: https://time.com/5779578/modern-world-epidemics-coronavirus/
- Vox. How does the coronavirus outbreak end? 2020. Diakses di: https://www.vox.com/science-and-health/2020/3/6/21161234/coronavirus-covid-19-science-outbreak-ends-endemic-vaccine
- Business Insider. What to know about the coronavirus outbreak in 17 charts and maps. 2020. Diakses di: https://www.businessinsider.sg/coronavirus-in-charts-covid-19-symptoms-spread-deaths-warnings-2020-2?r=US&IR=T
- Washington Post. Why outbreaks like coronavirus spread exponentially, and how to “flatten the curve”. 2020. Diakses di: https://www.washingtonpost.com/graphics/ 2020/world/corona-simulator/
- Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Guidance on Preparing Workplaces for COVID-19. 2020. Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar