Pada 1993, setelah terpilih sebagai walikota New York, Rudy Giuliani mengangkat William Bratton sebagai komisaris polisinya.
Giuliani dan Bratton membuat kebijakan dan program kerja berlandaskan teori kaca pecah (broken window theory) yang fokus pada penertiban kejahatan ringan, diantaranya pengawasan pembayaran tiket kereta api, mabuk dan kencing di jalanan, serta mencoret-coret fasilitas umum.
Teori kaca pecah diperkenalkan oleh James Wilson and George Kelling pada 1982. Teori ini menyebutkan bahwa tanda/signal awal kejahatan, perilaku antisosial, dan gangguan umum membangun kondisi lingkungan yang akan memicu kejahatan lebih serius.
Alasan mengapa kondisi lingkungan bisa mempengaruhi kejahatan dipengaruhi oleh tiga faktor: norma sosial dan kepatuhan; keberadaan atau ketiadaan monitoring rutin; dan signal sosial atau signal kejahatan.
Lingkungan yang berantakan, tidak terawat (kaca pecah, tembok dengan coretan, sampah berserakan) mengirimkan signal bahwa area tersebut tidak dimonitor dan tindak kejahatan tidak akan terdeteksi. Begitu juga sebaliknya.
Kebijakan dan program Giuliani di New York membuahkan hasil yang luar biasa. Penelitian di 2001 menunjukkan terjadi tren penurunan drastis atas pelanggaran kecil DAN kejahatan berat, bahkan 10 tahun selanjutnya, tren penurunan ini terus berlanjut.
Dalam konteks Keselamatan Kerja, apakah anda pernah melihat teori kaca pecah seperti ini dipergunakan? Apakah ada contoh kongkretnya? Silakan sharingnya.
---000---
Jakarta, 3 September 2024
Syamsul Arifin, SKM. MKKK. CertIOSH.
Praktis K3LH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar