Jawaban singkatnya, tidak bisa. Mengapa?
Apakah mungkin bisa terbebas dari bahaya, padahal bahan yang dicari, disimpan, ditransportasikan, dan diproses/diolah adalah bahan yang mudah terbakar atau meledak, beracun (toksik), dan bersifat karsinogenik?
Bahan yang dapat memberikan efek bahaya bagi keselamatan (akut atau reaksi cepat/langsung) dan bahaya bagi kesehatan (kronis/jangka panjang).
Tempat kerja yang remote/terpencil dan jauh, dengan jadwal kerja yang panjang, di lingkungan yang menantang, juga bisa memberikan bahaya psikososial.
Belum lagi proses yang dipergunakan, melibatkan tekanan tinggi, suhu ekstrim (panas dan dingin), listrik tegangan tinggi, benda tajam, peralatan mekanik yang bisa melumatkan tangan, alat angkat-angkut, pekerja dari banyak pihak/perusahaan. Kombinasi yang sempurna untuk potensi bencana.
Bahaya menjadi bagian yang melekat (inherent) dan normal operasi keseharian. Kejadian besar (major event) merupakan skenario yang lumrah dalam bayangan (worst case).
Sehingga, jawaban singkatnya, (khususnya bagi yang bekerja di industri minyak dan gas), kita tidak mungkin bisa lepas atau merdeka dari bahaya di tempat kerja.
Namun di balik ancaman bahaya besar, ada manfaat yang layak diperjuangkan. Risiko besar memberikan potensi keuntungan yang sebanding.
Ketahanan nasional, sumber energi yang melimpah dan terjangkau, kontributor pemasukan negara, penggerak pembangunan, dst.
Untuk itu, jika menghilangkan bahaya inherent tidak memungkinkan, yang bisa dilakukan adalah mengelola risikonya (risk management).
Bahaya akan selalu ada, yang patut diperhatikan apakah dalam pelaksanaan pekerjaan, bisakah kita menjaga agar tingkat risiko berada di taraf yang masih dapat diterima (acceptable).
Maka, adanya bahaya belum tentu berarti tidak selamat. Selamat bukan berarti tidak ada bahaya. Terkelola. Managed. Kuncinya.
Bagaimana kita bisa mengindentifikasi semua bahaya yang ada di tempat kerja, menentukan tindakan pengendalian yang mampu menurunkan nilai risiko (keparahan dan kemungkinan kejadian). Memonitor penerapan dan efektifitasnya di tempat kerja. Ini yang penting.
Jika merdeka dari bahaya tidak memungkinkan. Yang paling masuk akal yakni merdeka dari high (residual) risk hazard. Yuks mulai identifikasi yang mana.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-79!
---000---
Depok, 17 Agustus 2024
Syamsul Arifin, SKM. MKKK. Cert IOSH.
Praktisi K3LH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar