Transformasi kompetensi individu adalah sebuah keharusan, untuk adaptasi dan menggapai kesuksesan di era yang penuh perubahan.
Heraclitus, filsuf Yunani kuno yang hidup 500 tahun sebelum masehi/Yesus, yang ajarannya mempengaruhi filsuf lainnya -Aristotle dan Plato-, pernah mengatakan “the only constant in life is change” (satu-satunya hal yang tidak pernah berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri).
1 alasan pentingnya perubahan berkelanjutan (continuous improvement) adalah bahwa dunia terus berubah. Mereka yang tidak mau atau tidak ikut berubah, akan tergilas perubahan.
Contoh konkrit mengenai hal itu bisa dilihat dalam skala bisnis organisasi besar, misalnya bagaimana internet of thing telah mengubah banyak model bisnis, membangun dan meruntuhkan kerajaan bisnis yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sebagaimana Amazon telah menjadikan Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia dengan harta senilai 200 milyar US dollar; terdepaknya ExxonMobil dari indeks Dow Jones Industrial Average –dimana ia telah terdaftar sejak 1928; tenggelamnya beberapa merk besar seperti Blackberry, Kodak, Yahoo, dan lain sebagainya.
Untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, kita perlu terus belajar agar dapat terus tumbuh.
3 keuntungan yang bisa diraih ketika kita mau melakukan perkembangan pribadi dalam konteks individu maupun organisasi:
- Meningkatnya produktifitas organisasi. Dengan bertambahnya pengetahuan dan kompetensi diri, proses pengambilan keputusan akan menjadi semakin baik, adaptasi lesson learned/best practices dalam pekerjaan dalam etos kerja yang baik
- Mengangkat “nilai jual” pribadi yang dapat berakibat pada perkembangan karir, perbaikan gaji, dan seterusnya.
- -sebagai orang religius- proses pembelajaran pribadi akan memberikan kita tambahan catatan kebaikan/pahala.
Ada sebuah nasihat yang bagus berbunyi, "Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia celaka."
Sehingga, satu-satunya pilihan yang ada baik diri kita adalah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, agar (bisa) beruntung. Dan salah satu cara untuk menjadi lebih baik adalah dengan meningkatkan ilmu.
Secara definisi, ilmu/knowledge adalah informasi yang dapat dijadikan tindakan (information made actionable). Patutnya, ilmu yang kita pelajari harus dapat dijadikan acuan tindakan kebaikan. Proses lebih efisien/selamat/mudah, opsi lebih bervariatif, dll.
Siklus pengelolaan pembelajaran terdiri atas proses pengambilan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan ilmu tersebut. Bagaimana cara kita mengambil ilmu, ada banyak cara. Banyak jalan menuju Roma, katanya.
Kita mengenal piramida pembelajaran yang membagi metode pembelajaran yang pasif dan partisipatif. Di ilustrasi berikut juga memberikan persentasi ilmu yang akan diserap dalam berbagai cara belajar.
Secara sederhana, saya menyingkat ada 5 cara untuk kita dapat belajar:
a) Pendidikan formal: jalur akademisi dengan duduk di kelas dan meneruskan pembelajaran formal di tingkat lanjutan (misalnya S2 atau master)
b) Informal: melalui partisipasi dalam pelatihan, seminar, konferensi, webinar, yang sekarang bisa diikuti dengan mudah karena banyak sekali webinar yang tersedia gratis secara online, dapat diikuti dari manapun
c) Baca buku. Miliki minat untuk membaca referensi core competency anda; bacaan soft skill semisal tentang komunikasi, negosiasi, presentasi, sikap positif, kerja sama tim, berpikir kreatif, juga berguna.
d) Melakukan sharing/berbagi pengetahuan. Kita belajar lebih banyak ketika berbagi pengetahuan, karena dipaksa untuk mempelajari, menuliskan, dan berbicara akan topik yang hendak di-share
e) Menerima tantangan pekerjaan yang belum pernah dilakukan. Learning by doing. Jangan takut menerima tantangan dalam melakukan pekerjaan yang belum pernah dilakukan, mengunjungi tempat yang belum pernah dipijakkan, bertemu orang yang belum dikenal, sebab bisa jadi, pembelajaran terbesar dan tercepat anda akan bisa didapat dari sini.
---000---
Depok, 20 Oktober 2020
Syamsul Arifin
Catatan:
135 juga adalah nomor call center dan tagline untuk program budaya inti/sosialisasi nilai AKHLAK Pertamina: 1 rasa, 3 prinsip dalam keseharian, dan 5 komitmen Perwira.
#PertaminaEmployeeJournalism #TransformasiUntukNegeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar