Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari bisnis perusahaan. Seringkali
K3 dipandang hanya sebagai keharusan untuk memenuhi peraturan perundangan dan
dianggap sebagai pos yang banyak menghabiskan uang tanpa memberikan dampak
keuntungan bagi manajemen.
Sebagai praktisi K3, kita perlu
menginformasikan pimpinan perusahaan bahwa program-program K3, selain menjaga
keselamatan dan kesehatan pekerja, juga memberikan keuntungan berupa
penghematan yang signifikan bagi keuangan perusahaan.
Sebelum membuat inisiatif
program K3 tertentu, kita perlu membuat proposal bisnis (business case) agar manajemen dan praktisi K3 memiliki pandangan
dan motivasi yang sama dalam mengimplementasikannya nanti.
Ada 6 langkah dalam menyusun
proposal bisnis program K3.
Pertama, membuat korelasi.
Carilah apakah ada isu keselamatan dan kesehatan yang menganggu perusahaan.
Cari data dari angka kecelakaan atau angka absensi pekerja. Bandingkan data tersebut
dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama.
Diskusikan dengan pimpinan
keuangan, kepegawaian dan operasional untuk mencari masalah atau peluang
peningkatan kinerja K3 di dalam bisnis perusahaan. Masalah bisa berupa kerugian
yang signifikan atau ketidakefisiensian pekerjaan, sedang peluang bisa berupa
aspek dimana jika diterapkan inisiatif K3 akan dapat meningkatkan produktifitas
dan keuntungan.
Kedua, mencari solusi. Hitung
risiko masalah atau peluang yang teridentifikasi, dan lihatlah semua pilihan
solusi yang ada. Detailkan data untuk membantu pengambilan keputusan. Gunakan
teknik statistik semisal analisis Pareto untuk menstimulasi proses berpikir dan
menentukan pilihan solusi yang terbaik.
Solusi yang dihasilkan tentunya
tergantung bisnis perusahaan. Kita bisa merencanakan proyek inisiatif K3 yang
berskala kecil dan berbiaya murah atau program besar dan berjangka waktu
panjang dengan investasi yang besar.
Contoh-contoh solusi program K3
bisa berupa: strategi mencegah absen pekerja, program analisis berkendara,
proyek peningkatan kesehatan, program intervensi perilaku, strategi ergonomi, pengelolaan
bahaya muskoloskeletal, manajemen stres, atau proyek promosi kesehatan.
Ketiga, menghitung biaya. Cari
tahu biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan program K3. Hal ini kita
perlukan agar mengetahui perbandingan biaya dan keuntungannya (cost-benetif), serta memperkirakan
perhitungan tingkat pengembalian investasi (return
on investment) program yang akan dilaksanakan.
Potensi penghematan atau
keuntungan bisa berupa pemotongan biaya kepegawaian (gaji ditambah uang lembur,
atau pelatihan baru), biaya rekruitmen, kehilangan keuntungan, kerugian
produksi dan berhentinya proses produksi (termasuk penalti kontrak), gaji
karyawan ketika sakit, kerusakan peralatan atau aset, biaya pembersihan setelah
kecelakaan/pencemaran, premi asuransi, biaya kompensasi masyarakat yang
terdampak, denda, dan biaya terkait proses hukum.
Jika memungkinkan, masukkan
angka margin keuntungan perusahaan, dan hitung volume penjualan yang diperlukan
untuk menutupi total biaya kerugian yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Misalnya, jika margin keuntungan adalah 10% biaya total program yang hendak
diusulkan, berarti anda harus bisa menjual 10 kali lipat untuk dapat menutupi
potensi biaya kerugian.
Cobalah untuk menghitung biaya
langsung dan biaya tidak langsung (direct
and indirect cost) dan keuntungan langsung dan keuntungan tidak langsung (direct and indirect benefit) untuk
memastikan kita mendapat gambaran utuh (big
picture).
Perhitungkan biaya investasi penerapan
program K3, yang bisa berupa: biaya pelatihan, peralatan baru, pembuatan tim
baru, pemasangan nomor telepon hotline, kampanye promosi, atau biaya konsultan
untuk mendukung proyek K3 yang hendak diimplementasikan.
Membandingkan biaya dan
penghematan (keuntungan) secara bersamaan akan menunjukkan nilai proyek K3 yang
hendak diusulkan.
Keempat, menyusun proposal
bisnis. Secara sederhana proposal bisnis hendaknya mencakup: penjelasan masalah
(atau peluang), penjabaran solusi (dan alternatifnya), biaya yang diperlukan
untuk mengimplementasikan solusi (termasuk jangka waktunya), penjelasan
keuntungan investasi yang akan didapat jika solusi diterapkan dengan sukses
(dalam jangka waktu tertentu).
Buat proposal yang relevan,
jelas, dan teliti. Usahakan untuk tidak melebih-lebihkan perhitungan
penghematan dan keuntungan yang akan dihasilkan proyek usulan.
Jika kita bisa membuat proposal
yang menarik dengan angka yang telah dipertimbangkan secara seksama, adanya
analisis sederhana semisal SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan threats), jadwal waktu yang jelas, dan
indikator kunci utama keberhasilan, bisa membuat manajemen menyetujui proyek K3
yang diusulkan.
Kelima, melaksanakan proposal
yang disetujui. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengenalkan dan
menjalankan program K3 baru dengan lancar dan dapat memberikan keuntungan
investasi: dapatkan kepercayaan dan komitmen dari manajemen tertinggi perusahaan
(memahami nilai keuntungan bisnis dari penerapannya), pastikan manajer
pelaksana sepaham, terlibat dan ikut bertanggungjawab (latih dan berikan
dukungan yang diperlukan agar program K3 dapat berjalan di area mereka), dan
pastikan pekerja terlibat dengan prosesnya (buat mereka mengerti bahwa apa yang
dilakukan ini bermanfaat bagi mereka dan bagi bisnis perusahaan).
Jaga agar momentum pelaksanaan
program tetap bergulir, sehingga dapat terlihat perbaikan atau peningkatan yang
konsisten dan berkelanjutan. Tinjau ulang proposal bisnis program K3, sehingga
mengakomodir perubahan yang terjadi. Jaga agar pelaksanaan program sesuai
dengan rencana keuangannya, tepati target waktu pelaksanaan dalam implementasi
program baru.
Keenam, melaporkan kembali. Memberitahukan
manajemen tertinggi perusahaan bagaimana pelaksanaan proyek program K3 berjalan
-termasuk menceritakan juga tentang penghematan dan keuntungan yang telah
diraih- adalah penting.
Dengan ini, mereka dapat
memahami bahwa aspek K3 merupakan bagian integral dari bisnis perusahaan, dan
membuat manajemen memahami hubungan antara K3 dengan produktifitas, efisiensi
operasi, dan motivasi, serta penghematan biaya.
Sehingga, selain meningkatkan
aspek keselamatan dan kesehatan pekerja, program K3 akan dilihat sebagai
program yang dapat menghemat uang perusahaan dan mendukung keberlanjutan serta
pertumbuhan bisnis perusahaan.
---000---
Referensi: Institution of Occupational Safety and Health (IOSH). Li£e Savings: A basic 'how to' guide to
developing the business case for a health and safety initiative. Leicestershire,
Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar